Yuk Mengenali Autism Spectrum Disorder
Autism Speaks, organisasi nirlaba yang didirikan oleh Bob
dan Suzanne Wright di Amerika Serikat, pada Februari 2005, memberikan
penjelasan bahwa Autism dan Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah istilah umum
untuk sekelompok gangguan perkembangan otak yang kompleks. Gangguan ini
ditandai dalam berbagai derajat kesulitan interaksi sosial/komunikasi sosial
dan perilaku repetitif.
Sejatinya anak-anak dengan ASD memang ada di antara mereka yang
dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan sosialnya dan ada juga tidak mampu
menjalankan fungsi sosial mereka, baik untuk berteman, bermain, belaar, dan
bersekolah. Meski demikian, sering kali kita mendengar berbagai label terkait
dengan kondisi anak-anak tersebut, ada juga yang positif hingga label-label
yang berdampak negatif pada perkembangan mereka di kemudian hari.
Pengertian ASD terus berkembang sejalan dengan adanya
kemajuan dunia medis saat ini. Berbagai perubahan juga terjadi dalam menentukan
ditemukan atau tidaknya ASD. Para ahli telah melakukan perubahan dalam
mendiagnosa seseorang dengan ASD. Hal ini niscaya dipahami oleh setiap orang
tua sehingga dalam memiliki pemahaman yang tepat. Apalagi saat ini, banyak
orang yang masih memandang autisme adalah penyakit sehingga beranggapan dapat
disembuhkan.
Berikut adalah kriteria ASD paling mutakhir yang dijadikan instrument
dalam mendeteksi seorang anak yang diduga ASD menurut Helen Murphy dan Lisa
Shulman (2014).
1.
Kriteria Spesifik: defisit dalam
komunikasi sosial/interaksi sosial.
Ada 3 kriteria komunikasi sosial yang
semuanya harus dipenuhi:
a.
Defisit emosi sosial yang
timbal balik, contoh :
-
Rendahnya kemampuan untuk
berbagi minat;
-
Rendahnya kemampuan untuk
saling mempengaruhi;
-
Rendahnya/tidak adanya
inisiatif dalam berinteraksi.
b.
Defisit dalam perilaku
komunikasi nonverbal yang ditunjukkan dalam iteraksi sosial, contoh:
-
Ketidakmampuan melakukan
kontak mata;
-
Kurangnya ekspresi wajah
dan Bahasa tubuh.
c.
Defisit dalam mengembangkan
dan memelihara hubungan sosial serta berperilaku sesuai konteks sosial dan
tingkat perkembangan, contoh:
-
Rendahnya kemampuan bermain
imajinatif, kurangnya minat dalam pertemanan dan tidak ditunjukkannya minat
terhadap keberadaan orang lain.
2.
Kriteria spesifik: minat
dan perilaku yang terbatas/berulang-ulang.
Ada 4 kriteria dari minat dan perilaku yang
terbatas/berulang-ulang, setidaknya 2 dari 4 kriteria harus ditemukan, baik dari
kondisi terkini maupun dari riwayat perkembangan:
a.
Perilaku stereotip baik
dengan mengulang-ulang kata, gerakan motorik atau caranya menggunakan benda;
b.
Rutinitas yang berlebihan,
pola-pola perilaku yang ritual;
c.
Sangat terbatas, terpaku
pada minat-minat tertentu;
d.
Reaksi yang hiper atau hipo
terhadap input sensoris.
Bagi orang tua yang mendapati anaknya mengalami ASD, tidak
boleh terintimidasi dan bahkan kemudian larut dalam kesedihan setelah mereka
mendengar adanya diagnosis autisme dari doker ahli. Selain itu juga jangan
mengasihi diri dan mencari-cari kesalahan sendiri.
Pada orang tua tersebut juga harus memilhat bahwa anak ASD
adalah anak-anak yang sama seperti anak-anak pada umumnya, mereka juga
anak-anak yang “manis”. Jangan biarkan ketakutan menguasai hati para orang tua
dan tidak perlu malu memiliki anak ASD karena semua orang tidak terkecuali
perlu mendapatkan informasi dan pendidikan yang benar tentang mereka. Jangan menjauhkan
diri dari lingkungan sosial, segera cari informasi maupun bantuan mengenai
proses pengasuhan dan pendidikan yang penting bagi anak-anak ASD. Jangan fokuskan
diri secara berlebihan pada anak ASD sehingga dapat melupakan saudara kandung
lainnya, ingat untuk selalu melihatkan saudara kandungnya dalam setiap proses
pengasuhan dan pendidikan anak ASD di rumah.
Jangan biarkan diri untuk selalu berdebat tentang diagnosis autisme,
gunakan waktu dan energy secara bijak untuk membangun masa depan yang baik baik
anak ASD. Jangan biarkan diagnose autisme membuat para orang tua meragukan
iman, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa orang tua yang sukses
membesarkan anak dengan ASD adalah para orang tua yang sabar dan religius.
Demikian catatan ringan tentang Mengenali Autism Spectrum
Disorder, semoga bermanfaat.
0 Comments
Ada pertanyaan atau saran tentang website ini, tulis komentarmu di sini: